Mengapa Saya Beralih Ke Sistem Affinity Designer
Setelah bertahun-tahun saya menggunakan Adobe Illustrator / Photoshop, sejak awal tahun 2021 saya mulai mengunakan Affinity Designer bersama Photo dan Publisher. Alasan utama adalah ketiga software ini bisa didapat dengan sistem sekali beli Normalnya ketiganya total berharga 150 USD, tapi selma masa pandemi, Serif sang pengembang Affinity memberi diskon 50% untuk setiap aplikasi, sehingga total ketiganya 75USD atau 25 USD per aplikasi.
Berbeda dengan sistem berlangganan ala Adobe, jika saya membutuhkan aplikasi Illustrator, Photoshop dan Indesign dalam sebulan saya harus membayar biaya berlangganan sebesar 51 USD atau sekalian berlanganan all apps sebesar 53 USD. Tentu secara sederhana jika saya menmbeli 3 produk Affinity harga normal (150) saya sudah bisa menggunakannya selamanya. Namun dengan harga yang sama saya hanya bisa menggunakan aplikasi adobe secara legal selama kuran dari 3 bulan.
Kenyataannya, selama ini akhirnya saya terpaksa menggunakan software bajakan sebelum akhirnya memutuskan untuk beralih ke Affinity. Dengan Affinity saya bisa menggunakan software legal untuk pekerjaan terkait desain dan pengolahan foto.
Dari segi penggunaan, saya merasa lebih sederhana menggunakan Affinity dan peralihan dari adobe berlangsung cepat. Namun, tentu saja masih ada fitur adobe yang belum ada di Affinity yang kadang membuat penggunanya menggerutu seperti fitur live trace atau warp text.
Meski saya mengatakan kelebihan Affinity di atas terkait sistem pembeliaan peroduknya, namun tentu ada kekurangan dalam hal ini. Misal, lisensi affinity yang dibeli berbeda antara sistem Apple dan Windows. Artinya jika saya yang saat ini menggunakan Apple Macbook ingin menginstal afinity di windows, maka saya harus membeli versi windowsnya lagi. Beda dengan sistem adobe yang bisa menginstalnya di kedia sistem tersebut tanpa biaya tambahan, meski penggunaanya tidak bisa secara bersamaan.
Selain itu, Adobe juga telah memiliki koleksi font yang melimpah sehingga membantu kreator untuk menciptakan design komersial tanpa waswas soal lisensi fontnya. Kekurangan lain Affinity adalah varian aplikasinya yang minim dimana hanya memiliki 3 varian. Untuk pembuatan animasi seperti After Effect atau vidio (Premiere), pengguna Affinity harus mencari software lain.
Saya menggunakan Affinity untuk menghasilkan beberapa produk yang bisa dipasarkan misalnya di Creative Fabrica, Shutterstock, atau Amazon KDP. Untuk pengguna perseorangan dengan budget rendah, Affinity menurut saya pas. Untuk agensi atau perusahaan dengan budget yang relatif besar, langganan Adobe CC bisa jadi pilihan yang cocok.